Cerita Untuk Dicinta ♥
Hari terus berganti hari, dari hari senin selasa rabu kamis bahakan sampai hari jum’at, tak ada perubahan dalam hubungan mereka, ya gitu-gitu aja, lagi-lagi Agit dicuekin, jarang disms dan sebagainya laah. Tapi Agit tetap berusaha ‘tersenyum’ ya walau kadang kala ia merasakan batinnya seperti tergores kaca, bahakan mungkin lebih sakit dibandingkan urat nadi tangan kirinya yang tergores kaca.
Ya, Agit pernah bahkan sering menggoreskan kaca ataupun silet ketangan kirinya jika ia merasa cemburu, sakit, dan udah ga ada yang peduli sama dia. Dia merasa “ngebuat luka berdarah di urat nadi tangan kiri itu bukan satu yang buruk, dengan itu Agit bisa ngeluarin semua air mata yang Agit cuma bisa simpen dalem hati aja”. Ya, tepat sekali! Semua luka yang dia buat, adalah sebuah PELAMPIASAN baginya.
Malam itu, setelah shalat Isya, Agit menarik laci kecil didalam lemari bajunya dan mengambil diary kesayangannya. Diary itu lebih banyak menyimpaan jutaan doa untuk Satria dibandingkan cerita-cerita tentang kesehariannya.
“yaAllah, malam ini bener-bener hampa. Agit sendirian, ga ada sms masuk satupun dari cowo kesayangan Agit, Agit sms juga gadibales. yaAllah, kasih Agit satu kesabaran lagi malam ini” kedua mata gadis itu berkaca-kaca
“Agit kangen Satria yaAllah, Agit sayaang banget sama Satria. Jangan pernah jauhin dan pisahin kita berdua, Agit mohon yaAllah. Agit ga peduli sesakit apa, gapeduli Satria mau nyakitin Agit segimana maunya dia, Agit tetep tulus sayang sama dia” batinnya
“yaAllah yaRabb, jaga Satria buat Agit ya. Lindungin dia dimanapun dia berada, meskipun Agit gak tau apa Satria pernah doain Agit, Agit tetep jadi orang yang masih punya segudang do’a do’a terbaik buat dia. Amin, amin yaRabbal alamin” gadis manis itu menitikan air mata diatas sajadah dan mukena kesayangannya
♥♥♥
“dreeet.. dreeet.. dreeet..” tiba-tiba handphone Agit bergetar
“semoga sms dari Satria, yaAllah” ucapnya penuh harap
Ketika ia membuka inbox handphonenya, harapannya seketika berubah menjadi abu yang hilang begitu saja.
“ternyata dari Rima” bisiknya sambil menghela nafas panjang
*From : Rima :D
“Agiiiiiiiiiit, besok renang jam 7 ya?”
Agit membalas pesan dari sahabatnya itu dengan tertunduk lesu
*To : Rima :D
“iya, pake baju olahraga ya”
*From : Rima :D
“okedeh iya”
*To : Rima :D
“sipp”
“hem malaaaaaaaaaaaaaaaaaaaas” keluh Agit sambil membanting badan ketempat tidurnya.
♥♥♥
Keesokan harinya ~
“waduuuuuuuh aku kesiangan” tepat pukul 06:00 pagi ia terbangun
“Agiiiiit, buru-buru mandi siap siap berangkat! Entar kesiangan” teriak ibundanya dari arah dapur rumahnya
“iya bundaa” jawab Agit
Setelah ia selesai menyiapkan semua barang-barang untuk renang hari ini, tak lupa ia menengok keadaan handphonenya yang tergeletak diatas tempat tidur.
“innalillahi, hape sepi pan kaya kuburan” desahnya dalam hati
“setengah tujuh lagi, aduh telat lagi gue” kata Agit panik
“bundaaaaaa, Agit berangkat ya” kata Agit kepada ibundanya sambil mengambil sehelai roti dari meja makan
“sarapan dulu git, nanti keram perut gimana” kata ibundanya sedikit khawatir
“aduh bunda lucu deh, udah telat ini. Engga deh, udah ya Agit berangkat. Assalamualaikum” pamit Agit sembari mencium tangan Ibundanya
“yaudah, waalaikumsallam. Hati hati ya” ujar ibunda nya
“iyaaaaaaa bunda” teriak Agit dari luar rumah
♥♥♥
Diperjalanan, nafas Agit terengah-engah karna takut kesiangan.
“yaAllaaaaaaah, mana guru olahraga nya bikin merinding lagi” keluh Agit dalam hati
“coba sms Farah deh” katanya dalam hati
*To : Farah :D
“Raaaaah, dimana?”
*From : Farah :D
“di kolam”
*To : Farah :D
“yang belum dateng siapa aja?”
*From : Farah :D
“udah diluar semua, belum pada masuk tapi”
“adduuuuh mampus dah gua. Tenang Git tenang ya” ucap Agit sembari menenangkan dirinya
Diperjalanan, agit cuma diam, diam dan diam. Sambil sesekali berharap Satria sms dia, tapi ya harapan tinggal harapan.
Tak lama kemudian, perjalanannya hampir habis. Ya, dia sebentar lagi sampai tujuan.
“kiriiiiii depan ya” teriaknya memberhentikan angkutan umum yang ia tumpangi
“Alhamdulillah sampe juga” ujarnya dalam hati
Kolam renang yang biasa ditempati oleh sekolah Agit berada didalam komplek perumahan, cukup jauh kalau berjalan kaki ke kolam renang itu. Untungnya, saat ia tepat berada didepan komplek perumahannya itu, ada eva dan Riska (teman sekelas Agit). Eva bawa motor dan Riska yang diboncengnya.
“Riskaaaaa” teriak Agit memanggil temannya yang akan segera berangkat ke tempat renangnya itu.
“eh Agit, ayo cepet ikutan” kata Riska mengajak
“iya ayoooo” Agit meng-iyakan
Mereka bertiga akhirnya sampai di kolam renang itu, disana sudah ada kelima teman sekelasnya. Farah, Rima, Riany, Febri, dan Ika. Gak lama mereka duduk depan kolam, ibu guru olahraga mereka mengabsen perkelas.
“aduuh pas banget, Alhamdulillah gak telat” ujarnya kepada Riska dan Eva
“ini siapa lagi yang belum dateeng? Masa jam segini belum pada dateeng? Tau kan jadwal renang jam 7, kenapa sampai 7.30 juga masih banyak yang belum dateeng? Bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla” guru olahraga itu terus mengomel
“aduh aduh katanya udah telat, tetep aja masih ngomel” kata Farah sedikit geram
“yaudah yang udah dateng, cepet kedalem” perintah guru itu dengan keras
♥♥♥
Setelah mereka selesai melakukan tes renang~
“Git, mau kemana?” tanya Farah kepada Agit
“gatau nih, gua kangen Satria” jawab Agit
“gue sama Ria balik ya. Capeeek” ujar Rima
“oh yaudah, iya hati-hati ya” kata Agit kepada Rima dan Riany
“iyaaa, byeeee” pamit Ria
Rima dan Ria pergi menaikki angkutan umum bernomor 09. Sedangkan Agit dan Farah kebingungan mau kemana mereka.
“lu latihan PMR ga?” tanya Farah
“kagaa, cuman yang tandu sama PP aja” jawab Agit
“berarti Satria latihan sama Debby?” Farah bertanya lagi
“iyaaaaa, dan gua benci itu” Agit menjadi lesu
“heeeey! Malah lesu gitu, udah ah. Yaudah ke Sekolah aja yu. Gue pengen ketemu Ilham, hehe” ajak Farah kepada Agit.
Ilham adalah kekasih Farah, masih satu sekolah tetapi beda tingkatan, Ilham adalah murid kelas XI-2, beda satu tahun sama mereka. Oh iya, hubungan Ilham dan Farah juga sama nasib nya kaya hubungan Agit dan Satria. Tapi, bedanya Ilham orang nya over protective banget, sedangkan Satria? Over not care sama Agit (sekarang) beda kaya dulu.
Udah deh gausah dibahas ya, entar yang buat cerbungnya netesin airmata, kan berabe, siapa coba yang peduli lagi? HAHAHA
“yaudah deh iya” Agit meng-iyakan keinginan Farah itu
♥♥♥
Di depan sekolah~
“aduh ada Debby lagi, cewe paling gue cemburuin seantero dunia” ujar Agit
“lebaaaaay mulai!” ucap Farah sembari mencubit pipi sahabatnya itu
“bodoamat, emang bener woo. eh, itu Satria Raah. Semoga dia nyamperin gue” timbal Agit
“mimpi aja deh lo!” ujar Farah
“berdoa aja deh gue Rah” kata Agit pesimis
Di depan Sekolah, Farah dan Agit duduk berdampingan agak jauh dengan Debby. Debby sendirian, dan entah kenapa kebetulan sekali. Satria mengeluarkan handphone seperti mengetik sebuah pesan, tak lama Debby mengeluarkan handphonenya seperti membalas sebuah pesan. Begitupun seterusnya. Dan jahatnya, AGIT SMS SATRIA GA DIBALES! TAPI, DIA MALAH SMS ORANG LAIN.
“Anjirrrr gua sakit kali Rah diginiin! Deketan ngapain smsan? Ngobrol aja sana berdua” Agit sedikit geram melihat keduanya
“mending shalat yu, udah zuhur, tenangin diri lo di mushala” ajak sahabatnya itu
“yaudah iya” Agit meng-iyakan
♥♥♥
Beberapa jam Agit dan Farah menunggu Satria selesai latihan lomba. Sesekali Satria mengirim pesan singkat dengan nada jutek pada Agit. Dan sesekali dia menahan air matanya. Di kantin sekolah, Agit dan Farah hanya berdua. Setelah Farah dan Ilham ketemuan di Aula sekolah mereka, Ilham pulang dan Farah fokus nemenin Agit yang makin lama makin menyedihkan.
“Git! Balik aja yu, sok coba mana Satria? Nyamperin lo ga? Malah marahin dan maki-maki lo! Kalau gua ga ada, lo mau sama siapa disini? Udah balik aja deh, ngapain sih lo nungguin cowo yang gapernah ngarepin lo lagi” ujar Farah dengan sedikit emosi
“Farah pulang aja gapapa duluan, Agit biarin nunggu Satria sendirian disini” Jawab Agit tertegun Lesu
“Serius mau nunggu sendirian? Dia ga akan nungguin lo Git! Kalau iya dia balik bareng lo, kalau engga? Lo nungguin juga percuma kali kalau gitu mah, udah balik aja! GA GUNA!” emosi Farah kepada Agit
“gamau Rah, lo pernah ngerasain kan apa yang gua rasain sekarang? GUA MAU NUNGGUIN SATRIA. Gua gapeduli, kalau emang dia balik duluan yaudah gua juga balik meskipun gua nunggu ga ada hasil sama sekali, yang penting gua bisa buktiin omongan gua” Agit melawan ucapan Farah, dia rasanya ingin sekali menitikan airmata, tapi airmata itu mungkin habis, karna tak setetes pun ia jatuhkan
“yaudah gue temenin lu ya” Farah menawarkan diri pada Agit
“iya, thanks rah” Jawab Agit
♥♥♥
Tak lama, Agit mendapat pesan singkat dari Satria. Ia membacanya setelah selesai shalat Ashar bersama Farah
*From : Satria ☺
“mau balik bareng ga?”
*To : Satria ☺
“mbb. Baru selesai shalat Ashar”
*From : Satria ☺
“masih lama ga? mau bareng ga? Aku mau kerumah Puput”
Puput, saudara sepupu Satria. Satria dekeeet banget sama dia, mungkin karena seumuran dan satu sekolah juga sama mereka. Satria deket sama semua sepupu-sepupu dari keluarga ayahnya. Dia deket banget sama Puput, mungkin bisa dibilang udah kaya adik-kakak kandung. Tapi berbanding terbalik sama Agit, kayanya Puput tuh ga suka dan benci banget sama Agit. Setiap Agit lewat depan Kelasnya, selalu aja dia dan teman-temannya ngomongin Agit ini itu, belum lagi kalau Agit lewat disindir dari belakang, dibilang najis atau apalah, diliatin dari atas sampe bawah sinis banget, padahal Agit sama sekali gapernah buat salah sama Puput. Entahlah, mungkin Puput emang gak suka sama Agit, dan nyoba ngejauhin Agit dari Satria. Atau bahkan, Puput pengen Agit sama Satria putus hubungan, entahlah.
*To : Satria ☺
“Masih lama apanya? Dari tadi juga aku disekolah cuma nungguin kamu doang”
*From : Satria ☺
“yaudah”
“Rah, Satria ngajak aku bareng, ya meskipun dengan dijutekin” Ujar Agit kepada Farah
“baguslah, yaudah gapapa yang penting bareng” jawab Farah
“tapi aku gamau pulang” kata Agit
“jalan yu, kita ke *sensor* (menyebutkan nama salah satu mall di Bogor) mau ga?” ajak Farah
“yaudah iya hayu” Agit menyetujui
♥♥♥
Di gerbang Sekolah~
Agit dan satria saling berdiam diri beberapa lama. Tak saling menyapa satu sama lain, sampai akhirnya Farah memutuskan untuk pergi duluan meninggalkan kedua temannya itu.
“gua duluan ya Git, siapa tau kalau gua duluan Satria bisa ngajak lu ngomong duluan” Pamit Farah
“yaudah iya, smsan aja ya entar” ujar Agit
“iyaa” Farah pun menaikki angkutan umum kearah mall itu
♥♥♥
“mau naik angot apa?” benar saja, tak lama Farah pergi, Satria menyapa Agit duluan
“kamu kan mau kerumah Puput, biasanya naik apa?” Agit balik bertanya
“ya maunya apa, apa aja juga bisa. 08 apa 09? Jawab aja kali” Satria mulai ketus
“yaudah 09 aja biar kamu ga muter” Jawab Agit mempercepat waktu
Akhirnya mereka memberhentikan angkutan umum kosong yang bernomor 09, memang angkot itu searah dengan tujuan mereka berdua.
Diperjalanan~
“mau ikut ga?” ajak Satria
“ngapain emang?” tanya Agit
“mau benerin komputernya si Puput sama main aja” Jawab Satria
“engga ah gaenak” Agit menolak dengan halus
“kenapa? Ikut aja gapapa” Satria sedikit memaksa
“engga makasih yang, lain kali aja mungkin” tolak Agit lembut
Dalam hatinya Agit berkata “yaAllah gua mesti ketemu Puput? GAK MAU! Satria gatau aja gimana sikap sepupunya itu ke gue. Gue udah bener-bener hina depan mata itu cewe kali”
“yaudah gapapa” Satria mulai ramah
“bentar lagi turun, kamu mau turun dimana?” tanya Agit
“biasaa, kamu turun dimana?” Satria balik bertanya
“aku mau anter Farah yaang” jawab Agit
“kemana?” Satria bertanya lagi
“mau ke *sensor*” jawab Agit ramah
“yaudah hati-hati ya” Satria mencium pipi kekasihnya itu
“sumpah demi apa Satria cium pipi gue? Gue ga mimpi kan? Dia udah mulai balik kaya dulu lagi? Alhamdulillah yaAllah” batin Agit
“aku duluan yaa yaaang. Kirrrii” Satria memberhentikan angkutan umum itu
“iya sayang” Agit mencium tangan Satria
♥♥♥
Sesampainya Agit di *sensor*, dia langsung menemui Farah yang sudah menunggu kedatangannya. Agit pun menceritakan semuanya, tapi disatu sisi entah kenapa ia merasakan hal yang amat beda dari sikap Satria tadi, entah hanya perasaannya saja ataukah mungkin satu pertanda buruk baginya. Sudahlah lupakan saja dulu masalah sikap Satria dan perasaan tidak enak yang Agit milikki. Mudah-mudahan gak akan terjadi apa-apa kedepannya. Amien
0 comments:
Post a Comment