Aku ingin cepat-cepat lulus ya Allah,
Aku lelah dengan keadaan disini. Aku lelah dalam situasi ini. Aku bingung bila terus begini, bila terus berada dalam suasana 2 kubu yang berbeda.
Aku lelah dengan keadaan disini. Aku lelah dalam situasi ini. Aku bingung bila terus begini, bila terus berada dalam suasana 2 kubu yang berbeda.
Ya Allah, bolehkah aku jujur akan satu hal? Bolehkah perasaan ini ada? Aku mohon ya Allah, aku hanya merindukan dia, sahabatku. Dia yang sampai sekarang masih ada disini, di relung ini.
Ya Allah, aku benar-benar merindukannya. Mengapa kami harus bersebrangan sekarang? Aku tahu awalnya karna penghianatanku. Tapi sungguh, aku tak bermaksud seperti itu. Aku yakin ya Allah, aku yakin rasa sakit yang ia rasakan ketika tahu aku telah bersama laki-laki yang ia suka, masih jauh lebih sakit perasaan ini. Aku memang menghianatinya, tapi sungguh.. sungguh aku menyelamatkannya. Sungguh ya Allah, aku tidak berdusta sedikitpun. Dari awal aku tahu bahwa laki-laki itu bukan laki-laki yang baik, aku mencoba menghalangi dia agar tidak bersama laki-laki itu. Yang aku ingin hanya aku yang terluka, bukan dia. Yang aku ingin hanya aku yang menyesal lahir batin, bukan dia. Allah sungguh, aku bersumpah aku mencoba menyelamatkannya meskipun dengan cara menghianatinya. Aku bukan bermaksud melepaskannya dan memilih laki-laki itu. Aku hanya harus memilih, meninggalkan laki-laki itu dan membiarkannya menyakiti sahabatku, atau aku menjaganya aku yang harus terluka dan mengorbankan dia yang harus menjauh. Jujur aku lebih memilih yang kedua, karna aku hanya tak ingin dia sakit, itu saja.
Tapi kini ya Allah, ternyata aku tak sanggup bila terus berbeda kubu dengannya. Aku hanya bisa menunggu sampai lulus, sampai aku benar-benar ia maafkan. Benar-benar akan bersama lagi.
Kadang aku bingung, aku harus bagaimana, aku harus bersikap seperti apa bila ada salah satu teman satu kubu-ku berkata “ah dia cengeng, ah dia manja, ah hal sepele saja dibuat susah” aku mengenal dia bukan 1-2 hari, aku mengenal dia cukup lama, aku mengenal semua wataknya, aku memakluminya, aku akan bersikap biasa saja karna aku mengerti segalanya tentang dia. Tapi sungguh, sungguh aku tak berdusta sedikitpun, aku kerap kali menahan air mata jika aku tak dapat membelanya, hanya itu yang aku bisa.
Tapi ya Allah, aku tahu.. aku tahu betul dia tak akan pernah ingin menganggapku seperti itu lagi. Mungkin hanya aku yang masih merasa nyaman bila bercerita dengannya, mungkin hanya aku yang merasa aman bila ia menyimpan unek-unek dan rahasiaku, mungkin hanya aku yang merasa mendapat sahabat terbaik yang mengerti ceritaku. Mungkin mulai saat ini sampai kapanpun, hanya aku yang masih ingin kembali lagi seperti dulu. Karna aku tahu, sahabat di kubu dia yang sekarang jauh tak pernah menghianatinya, selalu menjadi teman bermainnya, selalu ada saat dia butuh, selalu bersedia menjadi pundak ketika dia bersedih. Bukan aku lagi :’’))
Semua itu memang karna aku, dan karna kami berbeda kubu. Ya Allah, aku bingung bagaimana menyampaikan semua ini, padamu saja aku hanya bisa dengan cara seperti ini. Aku tak ingin banyak orang yang salah faham karna tulisan ini, tapi.. aku mohon, aku hanya berusaha menghilangkan sedikit beban yang mengganjal dari beberapa tahun lalu, dan memuncak pada saat ini.
Pada saat tulisan ini dibuat, aku sedang berkomunikasi dengannya via SMS, aku sedang merasa nyaman bercerita dengannya, aku sedang menangis, aku sedang memikirkan banyak hal, aku sedang bingung, aku sedang berusaha mencari orang yang pas untuk mendengarkan segala perasaanku, aku sedang bingung apakah ada seseorang sepertinya yang membela semua keputusanku. Yang aku tahu, penyesalan dan tulisan ini tak akan merubah apapun :””””)))))
agitayuana
0 comments:
Post a Comment