was born to be happiness seeker♛

Friday, July 20, 2012

Love Summer

Posted by Yuana Gita Yanuari
"terinspirasi dari film '500 days of summer'. semoga suka :)" - agitayuana


Rafael 25th, Architect
Aku baru saja bekerja sebagai seorang arsitek di sebuah perusahaan besar dipusat kota London. Aku arsitek lulusan terbaik di Nijmegen, Belanda. Aku berhijrah ke London untuk menemukan hal baru, untuk menemukan kehidupan baru. Dan, nampaknya aku memang memiliki sudut pandang dan perjalanan hidup yang baru pula.
------------------
Malam itu, aku memutuskan untuk berjalan-jalan menikmati kerlip lampu Hyde Park yang berada di jantung kota London untuk yang pertama kalinya. Aku membeli satu gelas kecil coffee dan memutuskan untuk duduk dibangku taman yang kosong.
excuse me sir, boleh aku duduk disini? Bangku yang lain penuh” suaranya yang lembut dengan aksen bahasa Inggrisnya yang kental membuat aku cepat-cepat menoleh.
Gadis yang luar biasa cantik dengan rambut berwarna coklat keemasan dikuncir kuda, hidungnya mancung, kulitnya putih tak pucat, dan… itu yang aku sangat menarik perhatianku, mata! Bola matanya yang bening berwarna kecoklatan membingkai wajahnya, indah.
“oh tentu nona” aku melemparkan senyum, dia membalasnya tanpa ragu.
20 menit berlalu tanpa ada sepatah katapun yang terlontar dari bibirku maupun bibirnya. Pandangannya lurus seperti menerawang. Sesekali aku melirik wajahnya. Benar-benar gadis yang cantik, kedua matanya berkilau ditimpah cahaya rembulan yang bersatu padu dengan kerlip lampu taman dan asap tipis segelas hot chocolate yang dipegangnya.
“maaf nona, apakah kau sering datang kemari?”
“oh tentu, ini salah satu tempat favoritku di London setelah tower bridge dan river Thames. Aku tak pernah melihatmu sebelumnya tuan, apa kau sering ke taman ini juga?”
“oh tidak nona, aku baru pertama kali kesini. Aku baru datang dari Nijmegen minggu lalu, aku kesini untuk urusan pekerjaan”
“kalau boleh aku tahu, pekerjaan apa yang membuat kau sampai hijrah kesini? tuan?”
“aku Karel Lange, panggil saja aku Karel. Aku arsitek lulusan S2 di salah satu universitas di Nijmegen. Ketika aku lulus, aku langsung ditempatkan bekerja disini oleh dosen mata kuliahku, katanya aku salah satu mahasiswa terbaik disana haha beliau kadang-kadang suka berlebihan”
“Karel? oke. Aku senang mendengarnya, kau pasti orang yang hebat” dia tersenyum, lagi.
“terimakasih nona” aku membalas senyumannya.
“oh ya ampun Karel aku harus segera pulang, banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan. Sampai jumpa lain waktu”
“tak masalah, kalau boleh tau siapa namamu?”
“Summer”

Summer 20th, Employee
-----------------
Hari-hariku di London menjadi sangat berwarna semenjak aku bertemu gadis itu. Summer? nama yang indah untuk seorang gadis yang indah. Berbeda dari namanya, wajahnya begitu teduh menyejukkan, begitu pula dengan sifatnya yang menyenangkan.
Aku sering mengobrol dengannya di taman kota setiap akhir pekan, mengajaknya jalan-jalan meskipun hanya sekedar minum teh dan makan malam bersama, bertukar nomor handphone dan alamat. Dia benar-benar gadis yang aku cari selama ini.

Satu tahun lebih aku di London, dan satu tahun lebih pula aku dan Summer dekat. Jika dilihat dari keseharian kami, kami lebih dari sekedar teman. Tapi, kami tak pernah berpacaran, karna satu hal yang summer katakan padaku “buat apa? Aku tak ingin menjadi apapun untuk seseorang. Kita jalani saja apa adanya. Kau bahagia bukan?” dan tentu aku pasti menjawab ya, aku bahagia dengannya. Karna jelas aku mencintainya sejak pertama kali kami bertemu.
-----------------
Hyde Park, London- June, 12th-7.30p.m 
“Summer, aku mencintaimu”
“ya Karel, aku menyayangimu”
“mau kah kau berjanji akan terus bersamaku? Bertemu denganku?”
“ya tentu. Percayalah, aku akan terus bertemu denganmu”
Aku menyayat telapak ibu jariku, begitu pula dengan Summer. Kami menyatukan jari kami, rapat, ditaman itu, mengucap janji. Hingga darah segar itu menetes kepangkuan kami.
“darah kita telah menyatu Summer, berjanjilah”
-----------------
River Café, London- June, 15th-8.00p.m 
I’m sorry honey, I’m late. Udah pesen?” dia tersenyum. Mengecup keningku.
no problem honey. Udah ko, aku udah pesen. Kaya biasa kan? Hot chocolate dan snow chocolate cake. Kamu itu addict banget sama coklat, kenapa sih?”
thank you. Ummm, coklat ya? The best thing that I’ve ever tasted. C’mon honey! this is so romantic. Chocolate can make us so relax. Apalagi snow chocolate ini, coklat nya itu melted  bangeet, serasa di surga hehe” dia menyeringai lucu.
“oke oke, aku akan coba jadi pecinta coklat kaya kamu” aku tersenyum
“Karel, aku mau tanya”
“tanya aja summer, kamu selalu tanya banyak hal sama aku dan aku pasti jawab”
“Karel Lange, do you love me?” aku tersentak mendengar pertanyaannya. Aku berhenti sebentar dan menaruh sendok yang sedang aku pakai makan ice cream itu diatas piring kecil.
“aku serius denganmu. Aku lebih dari sekedar mencintai kamu Summer, sejak pertama aku dan kau bertemu di taman itu, satu setengah tahun yang lalu. Kita telah melewati hari-hari kita bersama, kau selalu menciumku saat kita bertemu, aku membantu pekerjaanmu hingga aku menginap dirumahmu, kau memperkenalkan aku kepada kedua orangtua mu meskipun kau bilang pada mereka kita hanya teman. Tapi summer, selama ini aku menganggap hubungan kita lebih dari sekedar teman, kau menganggap sama denganku bukan?”
“Karel, aku.. aku hanya menganggapmu teman, tak lebih. Jujur aku mencintaimu, tapi itu hanya..”
“hanya apa Summer? Satu setengah tahun bukan waktu yang singkat mencintaimu summer. Hanya apa? Katakan?”
“aku hanya mencintaimu sebagai teman, maafkan aku Karel”
“kau? Aku tak habis fik.. ah sudahlah! Seharusnya dari awal aku tahu bahwa kau tak pernah serius padaku, permisi”
“Karel, kita masih bisa berteman, maafkan aku”
Dari kejauhan aku melihat summer menangis, ya.. pertama kali aku melihat air matanya menetes dan aku? Aku hanya bisa membiarkan gadis cantik itu menangis, sendirian.
-----------------
Airport - June, 29th-9.00.am
Aku pergi, atau dia yang yang pergi?
Akhir pekan ini, aku memutuskan berlibur ke paris, untuk sekedar menenangkan beban fikiran. Mungkin akan lebih tenang sendirian mengubur kenanganku bersama Summer, yang entah dimana dia sekarang. Sejak insiden kejujuran di River Café waktu itu, aku tak pernah menghubunginya lagi, begitupula dengannya.
Aku sengaja mengambil tempat duduk pesawat di paling belakang, agar aku bisa lebih nyaman. Aku melewati beberapa penumpang depan lainnya, aku tak peduli siapa mereka, yang aku perdulikan yaitu aku ingin cepat sampai Prancis, itu saja.
Aku mengambil iPhone, memutar lagu Home-Michael Bublé kesukaan aku dan… Summer! Apa yang mengahampiriku itu Summer? aku menunduk setelah aku tahu jelas dia adalah Summer.
“Hi Karel, are you remember me?”
“oh my god Summer, how are you?”
“I’m really fine, how ‘bout you?”
“I’m fine too” aku tersenyum, summer tersenyum. Masih agak datar, agak sedikit canggung.
“aku mau minum ice chocolate, kau mau bergabung?”
“dengan senang hati”
Aku mengikutinya menuju ruangan kecil, café pesawat ini. Begitu kebetulan yang luar biasa, aku bisa bertemu dengannya lagi.
“kau mau pergi kemana Karel? Apa kau mau ke paris juga?”
“ya, apakah kau juga?”
“iya, aku juga akan ke paris, aku ada urusan disana”
“urusan apa?”
“aku.. aku akan melakukan..”
“melakukan apa? Kau selalu bertele-tele dan membuatku penasaran Summer, sejak dahulu”
“umm haha kau masih saja selalu penasaran. Karel, aku.. aku akan melakukan foto pre-wedding disana, tepat didekat eiffel tower..” kabar buruk untukku! Mengapa aku harus bertemu lagi dengannya sekarang, dan dia membawa kabar yang amat buruk untukku. Summer, kau membuatku sakit.
“kau.. kau akan menikah summer?”
“ya Karel, aku mengundangmu, apakah kau bersedia datang ke pesta pernikahanku?”
“aku tak tahu. Siapa laki-laki itu?”
“dia.. dia temanku, aku baru bertemu dengannya 3 bulan yang lalu”
“kau bilang kau tak akan jadi apapun untuk seseorang Summer, tapi sekarang kau malah akan menjadi istri dari laki-laki yang baru kau kenal?”
“maafkan aku Karel, aku..”
“semoga kau berbahagia Summer, berbahagia dengan orang lain dan dengan darah kita yang menyatu”
“Karel Lange, aku mohon jangan marah padaku”
“aku tak pernah bisa marah ataupun benci denganmu” suaraku mulai parau
“maafkan aku” suara gadis yang aku cintai itu melemah, hampir nyaris tak terdengar.
Untuk kedua kalinya aku meninggalkan Summer sendirian, aku benar-benar tak ingin bertemu lagi dengannya, untuk waktu yang lama.
-----------------
France – August, 1st 
Aku tak menghadiri pernikahan Summer dan suaminya di New York, karna aku masih belum bisa melihat Summer menikah dan akan hidup dengan laki-laki lain. Aku tak marah, hanya saja aku masih sedikit cemburu. Aku hanya mengiriminya email ucapan selamat dan amplop berwarna coklat besar berisikan sketsa bangunan rumah yang aku buat sendiri sebagai hadiah pernikahan untuk mereka. Aku pun sudah berhenti dari perusahaan tempat kerjaku di London, aku telah menemukan tempat kerja yang baru di sini, di prancis. Harapanku sama, aku ingin mencoba kehidupan yang baru, lagi.

Aku sedang duduk di ruang tunggu interview. Aku fikir, menunggu itu membosankan. Hanya ada aku dan.. satu orang wanita. Wanita itu mirip dengan Summer saat aku pertama kali bertemu dengannya, rambutnya sama-sama dikuncir kuda. Tapi, wanita ini memiliki rambut berwarna coklat yang lebih gelap, sedikit gold dan beberapa helainya berwarna hitam. Kulitnya putih bengkuang, hidungnya mancung, dan.. matanya berwarna biru gelap. Dia memiliki lesung pipi yang tidak dimiliki Summer. Dia tidak lebih cantik dari Summer, tapi lebih mengesankan.
“permisi nona, apa kau bisa berbicara bahasa Inggris?” aku tergelitik untuk menyapa wanita yang sedari tadi membaca novel yang berjudul ‘The Best Thing’
“oh tentu saja tuan, aku bukan keturunan prancis asli. Aku blasteran” jawabnya sopan
“oh itu terdengar lebih baik, kau blasteran apa nona?”
“aku Prancis-England tuan” dia tersenyum, lesung pipinya terlihat jelas
“tuan Karel” seseorang memanggilku untuk giliran interview
“aku fikir kita saingan nona, aku harap kau tidak bekerja disini” aku menyeringai, ramah
“aku fikir juga begitu, jadi harapanku sama, semoga kau tidak diterima bekerja disini, karna aku yang akan diterima” dia membalas, masih dengan kesopanan nya.
“oke, kalau begitu aku harap kita berdua yang diterima disini, lebih adil bukan?”
“yap”
“tuan Karel, anda ditunggu didalam”
“yaa”
“maukah kau minum teh dan memakan beberapa éclair denganku setelah interview ini?”
“sebenarnya aku harus menemui seseorang, tapi baiklah.. mengapa tidak?”
“oke, aku akan menunggumu selesai interview nanti, aku duluan masuk nona. Oh ya satu lagi, aku Karel Lange, kau?”
“Aku.. Autumn”

Namanya? Autumn? itu seperti..




agitayuana

3 comments:

Rifqi Al-Ghifari said...

ceritanya bagus yuan, gak garing, bahasanya juga berat.
tapi kalo bisa bikin lebih beda dari novel lainnya soalnya temannya hmpr sama kaya novel nya illana tan (masukan) hehe :)

agitayuana♥ said...

thanks :D
hehe iya, soalnya ini dibuatnya dari film min, pas abis nonton film 500 days of summer, langsung kefikiran aja bikin cerita ini.
baca-baca yang lain juga ya :D

Rifqi Al-Ghifari said...

oh gitu deh, yaudah tetep cari ide yang baru yuan, semangat nulis :)

Post a Comment

♥ a g i t a - y u a n a ♥
 

Gita! Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review