SENJA MERAH JAMBU

Aku anak kolong langit. Berjuang bersama alam berusaha mencium tepian langit yang perlahan memerah, hampir gelap, terlukis indah di kedua mataku.

Aku disini diam, terpejam, menyatu dengan setiap hembusan angin. Aku menikmati setiap detik senjaku tanpamu, mentariku. Senja kali ini tak sempurna, tak ada mentari tak ada kamu.

Sorot mataku lurus, memandang indahnya cakrawala, menerawang tanpa ada ujungnya.

Aku rasakan satu kehampaan, mungkin itu karena tak ada kamu, atau mungkin juga karena terlarut dalam sunyi.

Aku tengah larut dalam rasa nyaman, fikiranku melanglang buana tanpa batas. Termakan jutaaan imajinasi yang membuat aku rasanya ingin berteriak dan terbang ke kerajaan langit berdua denganmu, menyentuh gumpalan awan serupa gula-gula kapas, mencicipi manisnya bersamamu.

Aku tak ingin pulang, aku betah tinggal di lazuardi merah jambu keunguan, menyaksikan sang mentari tenggelam demi rembulan dan jutaan bintang, hanya ada aku dan kamu.

Aku tak mau tahu entah sampai berapa lama aku bertumpu pada kedua bahumu, tapi yang aku mau tahu, selama apapun itu..hanya kamu yang tertangkap oleh kedua mata hatiku.

Tanpa sadar, pipiku basah. Aku berusaha menyeka tetesan demi tetesan air yang keluar dari kedua kerling mataku. Bening. Aku tak tahu dan tak pernah mau tahu kenapa aku menangis. Aku bosan beradu argumen dengan hati kecilku, aku bosan membela diri.

Aku tak peduli untuk apa, yang aku peduli adalah untuk siapa air mata ini..

agitayuana