was born to be happiness seeker♛

Wednesday, June 20, 2012

I can wait

Posted by Yuana Gita Yanuari
“Ga, jauhin aku ya mulai sekarang, sementara. Anggap kita ga kenal”
“tapi kenapa la?” Arga meremas jemari Lala, se erat yang ia mampu
“ga lepasin ga sakit, aku mohon kamu ngerti. Aku cuma mau kita belajar fahamin sebuah perasaan” Lala mencoba menarik kedua tangannya dari genggaman Arga
“aku gabisa La” Arga tertunduk. Lesu.
“aku juga. Tapi harus. Ga, kalau perasaan kita berdua ga berubah setelah kita lulus, berarti emang perasaan kita satu sama lain sama. Tapi kalau ngga, berarti kita emang ga ditakdirin buat bersama. Temuin aku satu tahun lagi disini”
Arga menyukai Lala sejak kelas 1 SMA, sejak pertama mengenal pribadi Lala. Lala yang selalu terlihat ceria, rambut panjang yang selalu dikuncir kuda dan poni yang terbelah dua melekat pada pribadinya. Sebelumnya, Arga tidak pernah menemukan perempuan yang semenarik Lala pada pandangan pertama.
“La, apa sih cita-cita yang pengen banget kamu wujudin?”
“aku gatau ya ga ini akan terwujud atau ngga, tapi.. aku pengen banget bikin taman di pinggir kota, taman yang dihiasi sama pepohonan yang rindang, bunga-bunga yang warna-warni, air mancur ditengah taman, banyak anak kecil yang dateng ke taman itu. Taman yang bisa bikin semua orang tersenyum, hampir sama kaya taman ini” Lala menatap awan sembari sesekali tersenyum penuh harapan
“La, andai aku sama kamu, aku mau ikut bantu kamu ngewujudin semua itu” arga menatap mata Lala lekat. Lala hanya tersenyum penuh arti.

Hari demi hari berlalu, Lala mendapatkan laki-laki yang berhasil merebut hatinya. Dika. Itu membuat hati Arga sedikit teriris. Lala masih ingin bertukar fikiran dengan Arga, masih ingin membicarakan cita-cita dengannya, masih ingin makan es krim blueberry dibawah pohon apel ditaman biasa, masih ingin bercerita mengenai semuanya, masih ingin bersahabat dengannya. Tapi Arga menghargai perasaan Lala dan.. Dika
Arga mulai menjauh, sampai akhirnya Lala menyadari keberadaan Arga yang ternyata amat ia rindukan.

“La, kayanya kita harus ngejauh. Aku gaenak sama Dika. Maaf” air itu menetes, hanya satu tetes. Bening. Menyakitkan.
“ga, aku fikir kita sahabatan. Aku fikir cuma kamu yang ngertiin aku, tapi ternyata kamu juga ngejauh” Arga merasa bersalah, tapi dia merasa harus menjauh.

8 bulan lamanya, hubungan Lala dan Dika pun berakhir. Arga pun tak kunjung mendekati Lala lagi.
Satu tahun berlalu, Lala merindukan nya, Arga yang selalu bisa membuat Lala tertawa jengkel karna ulahnya.

“Ga, plis balik lagi” Lala membuka lembar demi lembar album foto bersampul bludru hijau tosca.
“La, Arga lagi deket sama Risa tau” “iya?” “jangan cemburu ya La haha” “haha bisa aja, engga laah. Risa anaknya kan baik banget ya? Waah Arga pasti seneng banget deket Risa” “kayanya sih bakalan gitu La, soalnya Risa bilang Arga orangnya nyenengin, baik, pokonya Risa suka sama Arga deh” “bagus deh kalau gitu, waah mereka cocok ya? Ya ampun ga nyangka deh” “iya yaah bener” Lala terdiam. Cemburu. Tapi terus ia tahan.

“La, cowo lu anak mana?” Arga, dia benar-benar menjauh. “IKIP Bandung Ga, baru semester 1 ko” jawab Lala agak ragu “cieee sama anak kuliahan, langgeng ya” “iya, makasih ya ga”
Lala mencoba membuka hatinya untuk orang lain. Lagi. Tapi hanya 5 bulan lamanya, Lala tak pernah merasa nyaman dengan orang lain, selai Arga. Dan begitu pula dengan Arga, tak ada yang pernah seceria Lala saat bersamanya, Arga merindukan itu.

 
“La, aku rasa kita sama-sama ngerti perasaan satu sama lain. La, aku gabisa bohong, ga ada perempuan yang bisa gantiin kamu. Ga ada yang seceria kamu. Aku yakin La, perasaan aku cuma buat kamu. Aku gamau kehilangan kamu lagi” di bawah pohon apel itu lagi Arga mengutarakan perasaannya.
“Ga, jauhin aku ya mulai sekarang, sementara. Anggap kita ga kenal”
“tapi kenapa la?” Arga meremas jemari Lala, se erat yang ia mampu
“ga lepasin ga sakit, aku mohon kamu ngerti. Aku cuma mau kita belajar fahamin sebuah perasaan” Lala mencoba menarik kedua tangannya dari genggaman Arga
“aku gabisa La” Arga tertunduk. Lesu.
“aku juga. Tapi harus. Ga, kalau perasaan kita berdua ga berubah setelah kita lulus, berarti emang perasaan kita satu sama lain sama. Tapi kalau ngga, berarti kita emang ga ditakdirin buat bersama. Temuin aku satu tahun lagi disini” Lala beranjak dari bangku taman, pergi meninggalkan Arga dalam diam.


“Laaaa, aku pasti temuin kamu disini satu taun lagi, inget janji kamu laaaaa” ucap Arga setengah berteriak, berhasil membuat Lala menoleh. Lala hanya melambaikan tangannya dan tersenyum, membuat lesung di kedua pipinya terukir jelas.


agitayuana

0 comments:

Post a Comment

♥ a g i t a - y u a n a ♥
 

Gita! Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review